Monday 7 April 2014

Puting Beliung (topan, tornado)



Definisi
adalah angin yang bertiup secara berputar membentuk corong dengan kecepatan 60-90 km/jam, berlangsung selama 5-10 menit akibat adanya perbedaan tekanan yang sangat besar dalam area skala sangat lokal, terjadi di bawah atau di sekitar awan Cumulonimbus.


Gejala Awal

  • Udara terasa panas dan gerah
  • Tampak pertumbuhan awan Cumulus (awan putih bergerombol yang berlapis-lapis)
  • Di antara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepi sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi (seperti bunga kol)
  • Terjadi perubahan warna awan dari putih menjadi hitam pekat (awan Cumulonimbus) dengan tiba-tiba
  • Angin terasa sangat dingin
  • Pohon bergoyang cepat

Jika fenomena ini terjadi, kemungkinan besar akan hujan disertai angin kencang.
Fase pembentukan awan hingga fase awan punah berlangsung paling lama sekitar 1 jam.
Masyarakat dihimbau untuk tetap waspada.


Proses Terjadinya
Proses terjadinya puting beliung sangat terkait erat dengan fase pertumbuhan awan Cumulonimbus:


1. Fase Tumbuh

Dalam awan terjadi arus udara naik ke atas yang kuat. Hujan belum turun, titik-titik air maupun kristal es masih tertahan oleh arus udara yang naik ke atas puncak awan.


2. Fase Dewasa/Masak

Titik-titik air tidak tertahan lagi oleh udara yang naik ke puncak awan. Hujan turun menimbulkan gaya gesek antara arus udara naik dan turun. Temperatur massa udara yang turun ini lebih dingin dari udara sekelilingnya. Antara arus udara yang naik dan turun dapat timbul arus geser yang memuntir, membentuk pusaran. Arus udara ini berputar semakin cepat, mirip sebuah siklon yang “menjilat” bumi sebagai angin puting beliung. Terkadang disertai hujan deras yang membentuk pancaran air (water spout).

3. Fase Punah

Tidak ada massa udara naik. Massa udara yang turun meluas di seluruh awan. Kondensasi berhenti. Udara yang turun melemah hingga berakhirlah pertumbuhan awan


Karakteristik puting beliung
Puting beliung merupakan dampak ikutan awan Cumulonimbus yang biasa tumbuh selama periode musim hujan, tetapi tidak semua pertumbuhan awan Cumulonimbus akan menimbulkan angin puting beliung
  • Kehadirannya belum dapat diprediksi
  • Terjadi secara tiba-tiba (5-10 menit) pada area skala sangat lokal
  • Pusaran puting beliung mirip belalai gajah/selang vacuum cleaner
  • Jika kejadiannya berlangsung lama, lintasannya membentuk jalur kerusakan
  • Lebih sering terjadi pada siang hari dan lebih banyak di daerah dataran rendah

Berikut adalah puting beliung yang berhasil direkam oleh Charles Cook pada 20 Mei 2013 di Newcastle, Inggris

_______________________________________________

Mitigasi Puting Beliung

1. Sebelum bencana:

  • Sosialisasikan puting beliung kepada masyarakat, baik tanda-tanda maupun cara berlindung.
  • Menyusun peta rawan bencana puting beliung
  • Memangkas ranting pohon besar dan menebang pohon yang sudah rapuh
  • Selalu ikuti informasi prakiraan cuaca
  • Jika tidak penting sekali, hindari bepergian apabila langit tampak awan gelap dan menggantung
  • Siapkan lokasi aman untuk mengungsi


2. Saat bencana:

  • Berlindung pada bangunan yang kokoh dan aman begitu angin kencang menerjang
  • Segera menjauh dari lokasi kejadian jika memungkinkan, karena puting beliung berlangsung sangat cepat
  • Jika sedang di dalam rumah semi permanen/rumah kayu hingga bangunan bergoyang, segeralah keluar rumah untuk mencari perlindungan di tempat lain karena bisa jadi rumah tersebut akan roboh
  • Hindari berteduh di bawah pohon besar, baliho, papan reklame dan jalur kabel listrik
  • Bersabarlah untuk tetap berlindung di tempat aman. Angin puting beliung biasanya terjadi 5-10 menit.

3. Setelah bencana:

  • Melakukan koordinasi dengan berbagai pihak dalam pertolongan para korban
  • Mendirikan posko dan evakuasi korban yang selamat
  • Mendirikan tempat penampungan korban bencana secara darurat
  • Melakukan koordinasi bahan bantuan
  • Melakukan evaluasi pelaksanaan pertolongan dan perkiraan kerugian material
________________________________

Sumber:
laksmindrafitria.wordpress.com

rimanews.com

Posted on Monday, April 07, 2014 by Ilham Permadana

4 comments

Sunday 6 April 2014

Pengertian Mitigasi Bencana
adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana).

____________________________________________________________________________

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.


Bencana berdasarkan sumbernya dibagi menjadi tiga, yaitu:
  • Bencana alam, adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa/serangkaian peristiwa oleh alam
  • Bencana nonalam, adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa/serangkaian peristiwa nonalam
  • Bencana sosial, adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa/serangkaian peristiwa oleh manusia

Bencana alam juga dapat dikelompokkan sebagai berikut:
  • Bencana alam meteorologi (hidrometeorologi). Berhubungan dengan iklim. Umumnya tidak terjadi pada suatu tempat yang khusus
  • Bencana alam geologi. Adalah bencana alam yang terjadi di permukaan bumi seperti gempa bumi, tsunami, dan longsor

Penyebab bencana alam di Indonesia:
  • Posisi geografis Indonesia yang diapit oleh dua samudera besar
  • Posisi geologis Indonesia pada pertemuan tiga lempeng utama dunia (Indo-Australia, Eurasia, Pasifik)
  • Kondisi permukaan wilayah Indonesia (relief) yang sangat beragam

____________________________________________________________________________

Mitigasi Bencana
Tujuan mitigasi bencana
  • Mengurangi dampak yang ditimbulkan, khususnya bagi penduduk
  • Sebagai landasan (pedoman) untuk perencanaan pembangunan
  • Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam menghadapi serta mengurangi dampak/resiko bencana, sehingga masyarakat dapat hidup dan bekerja dengan aman

Beberapa kegiatan mitigasi bencana di antaranya:
  • pengenalan dan pemantauan risiko bencana;
  • perencanaan partisipatif penanggulangan bencana;
  • pengembangan budaya sadar bencana;
  • penerapan upaya fisik, nonfisik, dan pengaturan penanggulangan bencana;
  • identifikasi dan pengenalan terhadap sumber bahaya atau ancaman bencana;
  • pemantauan terhadap pengelolaan sumber daya alam;
  • pemantauan terhadap penggunaan teknologi tinggi;
  • pengawasan terhadap pelaksanaan tata ruang dan pengelolaan lingkungan hidup
Robot sebagai perangkat bantu manusia, dapat dikembangkan untuk turut melakukan mitigasi bencana. Robot mitigasi bencana bekerja untuk mengurangi resiko terjadinya bencana.
Contoh robot mitigasi bencana diantaranya:
  • robot pencegah kebakaran
  • robot pendeteksi tsunami
  • robot patroli/pemantau rumah atau gedung
Berdasarkan siklus waktunya, kegiatan penanganan bencana dapat dibagi 4 kategori:
  1. kegiatan sebelum bencana terjadi (mitigasi)
  2. kegiatan saat bencana terjadi (perlindungan dan evakuasi)
  3. kegiatan tepat setelah bencana terjadi (pencarian dan penyelamatan)
  4. kegiatan pasca bencana (pemulihan/penyembuhan dan perbaikan/rehabilitasi)

Contoh upaya dalam mitigasi bencana


Mitigasi Bencana Tsunami
   adalah sistem untuk mendeteksi tsunami dan memberi peringatan untuk mencegah jatuhnya korban.
   Ada dua jenis sistem peringatan dini tsunami, yaitu:
  • Sistem peringatan tsunami internasional
  • Sistem peringatan tsunami regional
Berikut adalah contoh video mengenai mitigasi tsunami


Mitigasi Bencana Gunung Berapi
  • Pemantauan aktivitas gunung api. Data hasil pemantauan dikirim ke Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) di Bandung dengan radio komunikasi SSB.
  • Tanggap darurat
  • Pemetaan, peta kawasan rawan bencana gunung berapi dapat menjelaskan jenis dan sifat bahaya, daerah rawan bencana, arah penyelamatan diri, pengungsian, dan pos penanggulangan bencana gunung berapi.
  • Penyelidikan gunung berapi menggukanan metode geologi, geofisika, dan geokimia
  • Sosialisasi, yang dilakukan pada pemerintah daerah dan masyarakat


Mitigasi Bencana Gempa Bumi
  ▫ Sebelum Gempa
  • Mendirikan bangunan sesuai aturan baku (tahan gempa)
  • Kenali lokasi bangunan tempat Anda tinggal
  • Tempatkan perabotan pada tempat yang proporsional
  • Siapkan peralatan seperti senter, P3K, makanan instan, dll
  • Periksa penggunaan listrik dan gas
  • Catat nomor telepon penting
  • Kenali jalure evakuasi
  • Ikuti kegiatan simulasi mitigasi bencana gempa
  ▫ Ketika Gempa
  • Tetap tenang
  • Hindari sesuatu yang kemungkinan akan roboh, kalau bisa ke tanah lapang
  • Perhatikan tempat Anda berdiri, kemungkinan ada retakan tanah
  • Turun dari kendaraan dan jauhi pantai.
  ▫ Setelah Gempa
  • Cepat keluar dari bangunan. Gunakan tangga biasa
  • Periksa sekitar Anda. Jika ada yang terluka, lakukan pertolongan pertama.
  • Hindari banugnan yang berpotensi roboh.

Mitigasi Tanah Longsor
  • Hindari daerah rawan bencana untuk membangun pemukiman
  • Mengurangi tingkat keterjalan lereng
  • Terasering dengan sistem drainase yang tepat
  • Penghijauan dengan tanaman berakar dalam
  • Mendirikan bangunan berpondasi kuat
  • Penutupan rekahan di atas lereng untuk mencegah air cepat masuk
  • Relokasi (dalam beberapa kasus)

Mitigasi Banjir
  ▫ Sebelum Banjir
  • Penataan daerah aliran sungai
  • Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan banjir
  • Tidak membangun bangunan di bantaran sungai
  • Buang sampah di tempat sampah
  • Pengerukan sungai
  • Penghijauan hulu sungai
  ▫ Saat Banjir
  • Matikan listrik
  • Mengungsi ke daerah aman
  • Jangan berjalan dekat saluran air
  • Hubungi instansi yang berhubungan dengan penanggulangan bencana
  ▫ Setelah Banjir
  • Bersihkan rumah
  • Siapkan air bersih untuk menghindari diare
  • Waspada terhadap binatang berbisa atau penyebar penyakit yang mungkin ada
  • Selalu waspada terhadap banjir susulan

____________________________________________________________________________

Contoh siklus manajemen bencana:

Tahap prabencana dapat dibagi menjadi kegiatan mitigasi dan preparedness (kesiapsiagaan). Selanjutnya, pada tahap tanggap darurat adalah respon sesaat setelah terjadi bencana. Pada tahap pascabencana, manajemen yang digunakan adalah rehabilitasi dan rekonstruksi.

Tahap prabencana meliputi mitigasi dan kesiapsiagaan. Upaya tersebut sangat penting bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana sebagai persiapan menghadapi bencana. Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian.

Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan.

Tahap pascabencana meliputi usaha rehabilitasi dan rekonstruksi sebagai upaya mengembalikan keadaan masyarakat pada situasi yang kondusif, sehat, dan layak sehingga masyarakat dapat hidup seperti sedia kala sebelum bencana terjadi, baik secara fisik dan psikologis.


________________________________________________________________________

Sumber:
youtube.com
google.com
manajemenbencanaindonesia.wordpress.com

Posted on Sunday, April 06, 2014 by Ilham Permadana

No comments